Selasa, 26 Juli 2011

Kisah Perjalanan Keliling Dunia dari Seorang Backpacker Asal Lumajang, Indonesia





Berawal dari kata "pisang", iseng-iseng saya melakukan pencarian gambar dari buah yang menjadi julukan kota Lumajang. Tak disangka akhirnya membawa saya masuk ke "The Banana Republic of Lumajang" milik Agustinus Wibowo, seorang pengembara yang saat ini sedang berada di Kabul, Afghanistan.
Jujur saja sebelum ini saya tak mengenal nama Agustinus Wibowo, 25 th, apalagi mengenal dia sebagai seorang pengembara kelas dunia. Saya tahu setelah membolak balik halaman webnya yang ternyata membuat saya merinding membacanya. Membaca kisah-kisah perjalanannya bak menyaksikan film Indiana Jones yang dilakoni secara nyata oleh seorang arek Lumajang. Kisah-kisah perjalanan yang sangat menarik, dan kadang membuat terharu sekaligus bangga sebagai orang Indonesia. (Terima kasih buat Agustinus yang telah memberi saya ijin  memuat di blog saya sing adoh soko apik iki... suwun gus....!!!)
Agustinus Wibowo sekurangnya telah melanglang ke 15 negara dan jangan dibayangkan dia sebagai wisatawan yang tinggal duduk manis dengan pelayanan dan fasilitas hotel bintang lima. Bukan seperti itu. Sebagai seorang backpacker sejati Agustinus Wibowo hanya bermodalkan sebuah ransel di punggungnya dan sebuah kamera saku. Jadi jangankan tidur di kamar mewah sebuah hotel, Agustinus harus rela tidur dimanapun ada tempat tak terkecuali di emperan toko.
Dimulai tahun 2002 dia mengawali perjalanannya dari China dengan tujuan ke negara-negara yang tidak populer untuk tujuan wisata dan umumnya orang mengenal dari headline surat kabar diantaranya Mongolia, Pakistan,  Kyrgyzstan,  Uzbekistan, Kazakhstan,  Iran, Turkmenistan, Afghanistan dan beberapa negara lainnya.  Saat ini (Januari 2008) dia sedang berada di Afghanistan. Di Afghanistan dia sambil bekerja untuk mengumpulkan biaya pengembaraan selanjutnya.
 Kisah-kisah selama dalam perjalanan itulah yang dia tuliskan dalam jurnal di situsnya. Kita akan mengetahui bagaimana seorang pengembara mengatasi kesulitan-kesulitan dalam perjalanannya lalu mencoba mendekat dan bergaul dengan masyarakat yang didatanginya. Terkadang benturan budaya menjadi sesuatu yang sangat mengasyikkan untuk diketahui. Di situsnya anda tidak hanya dapat membaca jurnal kisah perjalanannya saja tetapi juga dapat menikmati foto-foto yang sangat "ciamik" dan layak dipajang di majalah sekelas National Geographic. Dan ini memang terbukti, artikelnya tentang Afghanistan dan Pakistan telah dimuat di majalah National Geographic Traveller (Beijing). Anda juga dapat mengunduh artikel tersebut yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Sebuah kisah perjalanan dan pengalaman batiniah yang dapat menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya.

Selasa, 05 Juli 2011

Photo(s) : Birunya Langit Sawarna, Banten, Indonesia




"Selain menawarkan pantai beserta lautnya yang indah, desa nelayan Sawarna juga menawarkan air terjun, kebun teh, dan gua peninggalan Jepang. Objek wisata yang paling sering didatangi adalah Pantai Ciantir, Gua Lalay, dan Pantai Tanjung Layar. Jalan yang telah diperbaiki terkait kampanye calon presiden setahun yang lalu membuat Sawarna semakin mudah dikunjungi pada saat ini. Berjarak sekitar 8 jam dari Jakarta, mengunjungi Sawarna terasa kurang lengkap jika tidak sekaligus mengunjungi Taman Nasional Gunung Halimun, yang terletak kira-kira 4 jam perjalanan darat dari Sawarna."

Menunggu Matahari Terbit.
Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2010



Belum ke Sawarna kalau belum berfoto di Karang Tanjung Layar.
Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2010



Pemandangan saat melintasi pematang sawah menuju Goa Lalay.

contribute the backpacker-notes.blogspot.com

Minggu, 03 Juli 2011

5 destinasi wisata pattaya yang wajib dikunjungi

Pattaya merupakan pusat pariwisata terbesar di Thailand dan amat terkenal dengan kehidupan malamnya, bahkan sejak zaman para pahlawan Perang Vietnam datang untuk bertaruh. Namun selain itu, ternyata kota ini memiliki berbagai aktivitas yang menyenangkan dan atraksi-atraksi yang ramah keluarga. Mari kita lihat apa saja yang ditawarkan Pattaya selain bar-bar...

(1) Koh Laan
Pantai pusat kota Pattaya ramai dengan kehidupan malam dan klub-klub. Apabila Anda mencari sedikit kedamaian, Anda dapat pergi ke Koh Laan. Dengan menaiki kapal feri selama 40 menit, pulau ini menawarkan kegiatan air yang umum seperti banana boat, jet ski, dan parasailing. Tetapi sebenarnya yang menjadi alasan utama mengapa pulau ini istimewa adalah pantai yang bersih dengan air yang bening bak kristal dan juga kaya akan batu karang. Dengan mengenakan alat snorkeling dan dengan sedikit keberuntungan Anda dapat melihat berbagai spesies laut, mulai dari penyu, ikan badut, hingga kuda laut. Tetapi berhati-hatilah dengan bulu babi dan penampakan matahari, karena sinar yang dipancarkan ke pantai yang bersih ini sangat menyilaukan mata.


Ko Laan | sumber: wikipedia

(2) Nong Nooch Tropical Botanical Garden
Pada tahun 1954, para pengusaha Pisit dan Nongnooch Tansacha membeli tanah sebesar 600 akre dengan tujuan membangun perkebunan buah. Namun kemudian mereka berubah pikiran dan memutuskan untuk mengembangkan area ini secara lebih kreatif, sehingga akhirnya berdirilah Nong Nooch Tropical Botanical Garden atau Kebun Tropis Nong Nooch, yang dari namanya sendiri telah menggambarkan betapa indahnya tempat ini. Yang dapat dilihat di sini adalah Kebun Stonehenge Garden, Ant Tower, Butterfly Hill dan Flower Valley.


Nong Nooch Tropical Botanical Garden | sumber: wikipedia

(3) Pratumnak Hill (Buddha Hill)
Buddha Hill atau Bukit Buddha merupakan salah satu titik tertinggi di Pattaya. Bukit ini memiliki sebuah patung besar Buddha yang dibuat dengan tangan dan dicat dengan warna emas yang memancarkan sebuah senyum kebahagiaan di wajahnya. Terdapat area sakral ala Cina yang terpancar dari wajahnya sebagai tanda pengabdian kepada dua saga terkenal Cina, yakni Confucius dan Lao-Tzu. Bukit ini terletak di antara Thappraya Road dan Phratamnak Road dan dapat dicapai dengan songthaew (kendaraan umum Thailand serupa bemo) selama 10 menit dari pusat kota.


Buddha Hill | sumber: your-thailand.com

(4) Admirals
Seperti yang bisa ditemukan di sebagian besar Thailand, makanan pedas dan murah yang disajikan di restoran-restoran murah banyak ditemukan di sekitar kota. Tetapi untuk variasi yang sedikit lebih mahal, cobalah Admirals, dapat dicapai dengan songthaew selama 15 menit menaiki jalan di daerah Jomtien. Admirals menjual makanan Skandinavia yang sempurna. Makanan yang terkenal adalah sandwich terbuka Denmark, Smörrebröd yang enak sekali dengan harga berkisar antara 100-200 Baht (IDR 30.000 – 60.000).
Admirals, Jomtien Soi 8, 380/2 Moo 12 Jomtien Beach Road. Tel: +66 38 231 996

(5) Pantai Jomtien
Ketika Anda berada di dekat Admirals, carilah kesempatan untuk menyusuri pantai Jomtien melewati kantor polisi. Semakin jauh Anda berjalan, semakin indah pemandangan yang dapat dilihat. Di akhir tempat berjalan Anda akan memasuki daerah tempat tinggal para penduduk pantai dengan kapal ekor panjang yang berwarna-warni. Sedikit lebih jauh lagi, Anda akan menemukan Sunset Beach yang memiliki beberapa resor gaya bungalow yang sepi dari beberapa kelas bintang. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang paling tepat untuk menyaksikan matahari terbenam yang menakjubkan.


Jomtien Beach | by Perspectix

Menuju ke Pattaya
Cara paling mudah ke Pattaya adalah dengan menggunakan bus dari Bangkok. Perjalanan memakan waktu sekitar 2-3 jam, tergantung dengan kemacetan jalan. Bus dari terminal bus Ekkamai berharga sekitar 150 THB (IDR 45.000).